Daftar Isi
Akhlakmu sebagaimana akhlak temanmu – mungkin anda pernah mendengar atau membaca rangkaian kata seperti itu, ya itu adalah hadist Rasulullah seputar pentingnya memilih teman.
Hadist Rasulullah yang diriwayatkan dari Abu Dawud dan Tirmidzi :
“Agama seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya, hendaklah kalian melihat siapa yang menjadi teman dekatnya”
HR. Abu Dawud dan Tirmidzi
selain itu ada Hadist Rasulullah yang lain :
Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi.
Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya.
Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.”
HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628
Dari beberapa hadist tersebut sebetulnya kita sudah bisa memiliki gambaran tentang bagaimana akhlak kita, hanya dengan melihat orang orang yang selalu berada di dekat kita.
Akhlakmu Sebagaimana Akhlak Temanmu
Tentunya setelah membaca dan mengetahui kedua hadist di atas, anda mulai menyetujui bahwa akhlak kita itu cerminan terhadap kepada siapa kita berteman.
Apakah adan pernah menemukan orang yang gemar membaca berkumpul dengan para orang yang suka bergosip?
Apakah anda pernah melihat orang yang suka beribadah berkumpul dengan orang yang suka bermaksiat?
Anda atau mungkin siapapun pastinya tidak akan menemukan hal yang demikian.
Mengapa begitu?
Karena memang hakikatnya manusia senang untuk berkumpul bersama dengan orang orang yang memiliki kesamaan dengannya.
Ada beberapa orang yang bilang bahwa nanti setiap orang akan dipertemukan dengan orang orang yang memiliki ‘vibrasi’ yang sama dengan dirinya.
Nah kalau anda memiliki kesamaan dengan orang orang yang suka berbuat maksiat, sebainya dihindari dan kita mulai muhasabah / mengoreksi diri.
Berteman dengan orang shalih
Aku pernah berkumpul dengan orang orang shalih, yaitu para ustadz dan para pembelajar ilmu agama.
Hampir tidak ada kata kata yang dikeluarkan dari mulut mereka kecuali kebaikan dan ilmu yang bermanfaat.
Penguasaan hadist mereka dan pengetahuan mereka tentang dalil seputar sebuah permasalahan tentu sangat membantu dan sangat informatif.
Terkadang mereka bercanda, kami tertawa bersama, namun apa yang mereka lakukan sesaat setelah kami tertawa bersama?
“Masya Allah, Subhanallah, Allahu Akbar” beberapa kata itu yang secara spontan keluar dari mulutnya, sesaat setelah mereka tertawa.
Nyaris sama sekali tidak ada hal hal negatif yang bisa anda lihat, anda dengar, terlebih anda alami.
Bayangkan kalau kehidupan anda sehari hari dikelilingi oleh mereka yang selalu memliki tutur kata seperti itu.
Dikelilingi oleh mereka yang gemar beribadah dan melakukan sesuatu berlandaskan pada hukum Allah dan Rasul-Nya.
Tentu anda tidak akan terlintas untuk melakukan suatu perilaku yang buruk.
Lain halnya kalau anda berkawan selain orang orang berakhlak buruk.
Berteman dengan orang berakhlak buruk
Alih alih anda memperbaiki perilaku mereka, malah mungkin anda yang terjerumus ke kemaksiatan.
Terkadang mungkin anda merasa kalau anda memiliki basis pengetahuan agama yang kuat, sehingga sulit untuk terjerumus kepada keburukan.
Namun bukannya anda mempengaruhi teman anda yang berakhlak buruk, malah kemungkinan anda yang terhasut untuk melakukan keburukan tersebut.
Kenapa bisa seperti itu?
Karena anda masuk ke sebuah ekosistem yang mungkin hampir semuanya terkontaminasi keburukan.
Sebagaimana orang baik yang nyaman berkumpul dengan orang baik, maka orang yang memiliki akhlak yang buruk tentu lebih senang berkumpul dengan mereka yang memiliki kesamaan.
Aku pernah berada di lingkungan yang kurang baik, dan ya walau aku tidak melakukan apapun, tapi aku tidak bisa menghentikan kemaksiatan di depan mataku.
dan Allah mencatat itu juga sebagai dosa karena kita tidak ber-amar ma’ruf nahi munkar.
Jadi ..
Pilih dan perhatikan siapa teman anda, jangan sampai ande berteman dengan mereka yang justru menjerumuskan anda dan menjauhkan anda dari agama.
Memilih teman adalah keharusan, anda bisa mengajak orang tersebut untuk berteman dan anda juga bisa memilih untuk menghentikan pertemanan.
Namun semua harus karena Allah.
Anda berteman karena Allah dan berpisah juga demikian.
seperti Hadsit Rasulullah tentang mereka mereka yang menikmati manisnya iman ;
Ada tiga perkara yang apabila seseorang memilikinya akan mendapatkan manisnya iman, yaitu Allah dan Rosul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya, dia mencintai seseorang tidaklah dia mencintainya kecuali karena Allah, dan dia tidak suka kembali kepada kekufuran setelah Allah membebaskan darinya sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam api.
HR. Bukhari
Selain itu ada juga sunnah untuk berkata seperti ini kepada orang orang yang anda ingin jadikan teman dan anda menyukainya karena akhlaknya atau ilmunya :
Bahwasanya ada seorang sahabat yang sedang berada di sisi Nabi shāllallahu ‘alaihi wa alihi wasallam, kemudian seseorang lewat di hadapan mereka.
Lantas sahabat ini mengatakan: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku benar-benar mencintai orang ini”. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun berkata kepadanya:
“Apakah engkau telah memberitahukan rasa cintamu kepadanya?” Ia berkata: “Belum.”
Beliau berkata: “Jika demikian, pergilah dan beritahukan kepadanya”.
Maka ia langsung menemui orang itu dan mengatakan “Inni uhibbuka fillah” (sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah),
lalu orang tersebut menjawab: “Ahabbakalladzi ahbabtani lahu” (Semoga Allah mencintaimu, Dzat yang telah menjadikanmu mencintai aku karena-Nya).
HR. Ahmad
Pegang baik baik hadist akhlakmu sebagaimana akhlak temanmu, karena dengan begitu anda bisa mendapatkan ridho Allah dari teman teman yang memiliki akhlak yang baik.